Paulus Iwan Boedi Prasetyo ASN Bapenda Kota Semarang. Ia saksi kasus korupsi.

Ia ditemukan 8 September 2022 mati dibunuh dan jenasahnya dibakar. Aparat penegak hukum lambat bekerja. Sementara itu, keluarga korban didukung oleh khalayak, baik untuk memperjuangkan kejelasan pengungkapan kasus ini maupun untuk melanjutkan kehidupan. Salah satu yang rasa kemanusiaannya bergerak cekatan adalah Unika Soegijapranata, Semarang.

Kematian Paulus Iwan Boedi Prasetyo, ASN Bapenda Kota Semarang yang diduga dibunuh karena kesaksiannya atas kasus korupsi, memanggil rasa kemanusiaan kita. Bukan saja tuntutan agar aparat penegak hukum mengungkap kasus ini, menemukan dan menghukum pelakunya, serta membongkar perkara yang menyelubunginya, melainkan juga panggilan untuk merengkuh keluarga yang ditinggalkan almarhum.

Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinand Hindiarto, cepat merespons. Ia putuskan memberi beasiswa penuh untuk Andra dan Andro, anak kembar almarhum yang kuliah di Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata, hingga lulus nanti.

Tak hanya itu, Unika Soegijapranata juga menawari Theresia Alvita Saraswati, putri sulung almarhum, bergabung menjadi tenaga kependidikan di kampus tersebut. Laras diketahui harus meninggalkan tempat bekerjanya karena mengurus kematian bapaknya. Laras yang juga alumnae kampus ini sekarang sedang menempuh proses seleksi.

Kepada Sinergi Jogja Media, Rektor Ferdinand menyampaikan bahwa keputusan Unika Soegijapranata untuk memberi beasiswa dan menyediakan pekerjaan bagi anak-anak almarhum sepenuhnya atas dasar pertimbangan kemanusiaan. “Sesuai semboyan saya ketika dilantik menjadi rektor: inflammare humanitatem; menyalakan kembali kemanusiaan,” ujarnya.

Rektor Ferdinand menjelaskan, begitu mengetahui kejadian tersebut, yakni ditemukannya mayat almarhum di Kawasan Marina, Kota Semarang, 8 September 2022, ia langsung mengecek data anak-anak almarhum untuk mengetahui status studi dan mempertimbangkan apa yang bisa dibantu kampus yang dipimpinnya. “Ada dosen yang sangat dekat dengan keluarga almarhum. Saya meminta beliau bersama Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk datang ke rumah keluarga almarhum, mengundang mereka untuk datang ke kampus menerima SK (surat keputusan) beasiswa.”

Almarhum Paulus Iwan Boedi Prasetyo, ASN Bapenda Kota Semarang, saksi kasus korupsi yang mati dibunuh. (Foto: Sinergi Jogja Media/dok.)

Rektor yang alumnus SMA Kolese de Britto Yogyakarta itu menegaskan, keputusannya merupakan aktualisasi Mars De Britto, “Murni sejati jiwaku, jujur semangat hatiku. Meski harus kehilangan nyawa, tantangannya adalah bagaimana tetap berteguh dalam kejujuran untuk kebenaran tapi tidak harus kehilangan sehingga nyala pijar akan bisa lebih lama dan lebih luas.” Paulus Iwan Boedi Prasetyo juga alumnus SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

Menanggapi pemberian beasiswa untuk kedua anak lelakinya dan tawaran pekerjaan untuk putri sulungnya, istri almarhum Theresia Onee Anggarawati mengucap syukur. Ia yang sedang memperjuangkan kasus pembunuhan suaminya dengan mengirim surat ke Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Andika Perkasa ini merasa tidak sendirian. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang mengasihinya.

Ditulis oleh AA Kunto A (Alumni tahun 1996) seperti disalin dari tulisan aslinya di sini.

*Paulus Iwan Boedi Prasetyo adalah lulusan SMA Kolese De Britto tahun 1991