Sosok mas Haji Datuk Sweida Zulalhamsyah (HDSZ) sangat familiar diantara Alumni De Britto. Selain karena tampilannya yang “iconic” dengan peci putihnya, beliau juga sangat aktif hadir di acara-acara yang diadakan oleh Alumni De Britto. Tercatat mas HDSZ pernah menjabat sebagai Presiden Paguyuban Alumni De Britto selama 2 periode yaitu tahun 2006 -2009 dan 2009 – 2012.

Cukup “aneh” ya? seorang Haji bisa menjadi Presiden Paguyuban Alumni sebuah sekolah Katolik. Ternyata “ke”aneh”an masih berlanjut , mas HDSZ juga merupakan salah seorang deklarator, pendiri Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI), anggota dari World Union of Jesuit Alumni(ae) (WUJA). Ini merupakan gambaran yang terang-benderang bahwa komunitas Alumni De Britto dan Alumni sekolah Jesuit tidak membedakan latar belakang.

Menerima perbedaan merupakan syarat dari kebersamaan yang indah, hal ini yang terus dicontohkan oleh mas HDSZ. Pada tanggal 15 Januari 2017, Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia atau AAJI bersama Ikatan Alumni Santa Ursula Jakarta atau Ini Sanur Posta, melakukan bakti sosial di kawasan Luar Batang, kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam kata sambutannya di hadapan 232 anak yatim-piatu, mas HDSZ mengatakan kedatangan mereka adalah untuk sebuah kebersamaan dan tidak ada kaitannya dengan politik atau kepentingan lain.

Kegiatan siang itu diisi dengan berbagai acara, seperti mendengarkan pembacaan Al Quran, mendengarkan tausiah, dan penampilan marawis. Selain itu juga diadakan lomba cepat tepat tentang pengetahuan surat dalam Al Quran.

Haji Datuk Sweida Zulalhamsyah yang merupakan alumni De Britto tahun 1973 berharap kebersamaan khususnya di Luar Batang terus ditingkatkan. Mas HDSZ beserta kawan-kawan dari AAJI dan Ini Sanur Posta juga sangat berbahagia karena kunjungan dari alumni yang memiliki latar belakang berbeda dengan warga dari Luar Batang dapat diterima dengan baik.

-HBU-

 

sumber : https://video.tempo.co/read/2017/01/18/5680/indahnya-kebhinekaan-bersama-anak-yatim-luar-batang