ORIENTASI PROFESI

“Kamu mau jadi apa? Apa yang sudah kamu siapkan untuk ke sana? Sesudah itu kamu mau ngapain?” Ini adalah sederet pertanyaan eksistensial yang hidup dan dihidupkan di SMA Kolese de Britto, Yogyakarta, almamater saya.

Sedari masuk, selama di dalam, menjelang lulus, bahkan hingga kelak menjadi alumni pun pertanyaan-pertanyaan itu tiada henti mengusik. Dengan pertanyaan-pertanyaan itu, hidup seolah tak pernah boleh berhenti. Jangan pernah selesai sebelum akhir.

Program ini sebagian dari proses pengolahan pertanyaan tersebut. Sementara siswa kelas X subuh tadi diberangkatkan ke luar kota entah ke mana untuk ikuti LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), kelas XI live-in ke pesantren dan vihara dalam tajuk “Pekan Toleransi”, kelas XII diajak ancang-ancang: lulus nanti mau ke mana dan ngapain?

Alumni-alumni pun diundang menyambangi adik-adik kelas ini. Berjuluk “Orientasi Profesi”, forum yang digelar beberapa hari ke depan ini menjadi ajang bagi alumni mengenalkan beragam profesi yang ditekuni atas dasar minat, kompetensi, dan tentu saja nilai-nilai yang dihidupi. Beragam profesi dihadirkan: dosen, jurnalis, fotografer, tentara, advokat, pilot, perencana keuangan, pembuat film, dll.

Saya hadir hari ini menemui teman-teman yang berminat mengetahui profesi pewarta. Secara khusus, saya menawarkan profesi baru pengembangan dari jurnalis: pelatih penulis (coachwriter). Bersama saya ada Mas Krisnowi Inoez dari Kedaulatan Rakyat, Benni Listiyo dari Sonora FM dan Smart FM, dan Herpin Dewanto dari Kompas.

Di kelas sebelah ada Mayor Dadang Sulistyo, Henricus Yulianto Perdana, Utomo Dignacctv, Agustinus Giri Hartono, Samiaji Sarosa, Antonius Budhi Kristiawan, dan pengacara Ahok Mas Humprey Djemat.

Esok masih akan berlanjut. Saya penasaran, pertanyaan-pertanyaan ganas apa lagi yang bakal meluncur dari lelaki-lelaki gondrong ini…

Jogja, 9 Oktober 2017
AA Kunto A CoachWriter