Berawal dari sedikit tulisan saya (HBU) mengenai almarhum mas Kris Biantoro di grup Whatsapp, salah satu alumni (mas Jojo) ada yang menanggapi dan menuliskan kisah mengenai mas Kris Biantoro yang membayar lunas “hutangnya” kepada Mbah Atmo , seorang penjual makanan di kantin (dahulu warung) SMA Kolese De Britto periode awal sekolah berdiri hingga 90an awal. Tak diduga, kisah tersebut dikonfirmasi langsung kebenarannya oleh alumni lain (mas Ison) yang ternyata merupakan cucu kandung dari Mbah Atmo. Begini cerita “Mbok Bon” (Mbah Atmo) kepada cucunya itu :
Tulisan Mas Ison :
Mbah Atmo ( putri ) adalah istri dari mbah Atmo ( kakung ) tukang sapu SMA Kolese De Britto jaman awal-awal masih di Bintaran ( seangkatan pak Bavo ). Sembari suaminya menyapu halaman sekolah nan luas, Mbah Atmo putri berjualan di warung ( sekarang disebut kantin ) SMA khusus cowok itu.
Memulai sendirian menjual kacang bawang. Kacang asin dalam contong kertas koran. Kemasan Conthong segitiga seukuran genggam setengah tangan dewasa ( ini aku inget banget ). Dilengkapi gorengan ..yang paling populer adalah TIMUS.
Timus ini tak hanya populer ( top seller di warung itu ..) tapi juga cepet ludes nomer 1. Bahkan saat istirahat jam pertama ( istilah mbahku ” umbar pertama “) langsung tatas ! Bablas tak berbekas di tangan anak-anak SMA yang masa ‘ pertumbuhan .. ( lanang sisan ). Bentuk timus (dari telo lembut digoreng) ..yang cemekel dan sak’lheb’ an ganjel weteng ini memudahkan digrayak tangan2 dibalik pengantri pertama. Dan uniknya …’ walau laku duitmya gak ada ! ” hahahhaa.
Alias raib tanpa sempat dibayar ..
Mbah Atmo putri cuman bergumam..‘ rapopo..mereka lebih membutuhkan…”
Untuk bertahan jualan .. mbah putri dibantu bude Tini ( sbg asistennya ) __ kelak di era 90 an.. bude Tini membuat warungnya sendiri di sebelah mbah Atmo ( dibantu anak putrinya). Mbah Atmo putri sendirian bertahan.. sampai sekitar jelang 93an..
Nah..karena harus mulai menggaji bude Tini ( yg rumahnya Pengok ini )..mbah Atmo menyiasati supaya tak terlallu rugi. Caranya = dengan menaikkan Harga Jual barang yang sangat laku. Secara risk .. saat ini disebut ‘ menutup resiko terhadap barang hilang’ seperti yang dilakukan retail-retail terkenal moderen.
Beberapa anak2 SMA itu ( De Brito dan De Brito siang a.ka Santo Thomas ) mulai sambat ..” ha kok larang ” hahaha. Tapi itu salah satu strategi bertahan paling jitu. Sebagian lulusan 1976_1977 JB saat reuni diwarung kopi putunya.. menjulukinya sebagai ‘ teori ekonomo Atmosian ‘ – mendampingi Keynesian.
Mbah Atmo yang tiada hari tanpa ‘didoglas’ itu sangat setia dan panjang waktu rentangnya di JB .. mulai periode awal ..sampai eranya Es Si Bob dan bakso grabyas Si Man di awal 90 an..
Tak heran banyak alumni yang kenal dan merasa dekat. Bahkan anak tunggalnya ( HY suwito , yaitu bapakku ) juga sekolah di sma ini. Dan jadi seorang pegawai TU . Namanya pak Wito Gendut karena wetengnya gedi. Sampai pak Wito dipanggil Tuhan tahun 1999 karena kanker usus besar. Dan menjadi sangat kurus. TongJiet adalah sahabatnya ..sampai malam akhir hayatnya .. menemani kepulangannya.
Alumni yang mulai sering reunian .. beberapa menjadi pejabat atau orang penting. Tak jarang saat ke sekolah ( dulu gak ada MPK rutin) selalu mencari mbah Atmo. Bahkan Krisbiantoro .. secara khusus ( sebelum 1980 an ) mencari dan memeluk erat mbah Atmo.. dan memberikan uang ndoglas puluhan tahun lalu ( saat Om Krisbiantoro sekolah di SMA De Brito Bintaran).
Sambil memeluk ..Om Krisbiantoro bilang ‘ suwun ya mbah Atmo.. ini sekedar sangu. Dulu saya ndoglas ‘
Hahaa
Cerita ini yang selalu diceritakan simbah putri ke kami. Cucu cucunya.
Simbah putri berpulang 1994 karena sepuh, menyusul mbah Kakung yg sdh lebih dulu dipanggil Tuhan 1990.
Dan sdh mendarmabaktikan layanannya di JB
Maturnuwun mbah Atmo
Maturnuwun Om Kris
Maturnuwun De Britto.
Mulai dari Simbah. Bapak. Lalu saya dan adik saya…mengecap JB de britto yang semedulur
Darah De Brito mengalir di keluarga kami.
Berkah Dalem
Entah karena kenakalan remaja, usil , karena kebutuhan atau karena lupa … bisa saja kita semua dulu pernah ‘ndoglas’ (mengambil sesuatu tanpa bayar) . Almarhum Mas Kris Biantoro memberi contoh untuk membayar ‘hutang’ kita dan tidak melupakan orang yang pernah berjasa, Mbah Atmo mengajarkan kita mengenai kasih …